Jumat, 02 Mei 2014

Cara Membuat Anak Mau Makan

    Memiliki anak adalah kebanggaan tiap orangtua. Namun semua tahu bahwa memelihara jauh lebih sulit daripada membuat. Menghasilkan anak bisa dilakukan dalam waktu singkat, ber hoho hihi sebentar, dikandung beberapa bulan, dan voilah lahirlah seorang manusia. Lain hal dengan merawatnya, butuh waktu belasan bahkan puluhan tahun. Memberi makan, mengajari sopan santun, membekali dengan ilmu bertahan hidup, de el el (setidaknya itu yang kelihatan di mata saya, karena saya belum punya istri jadi belum pernah merasakan mengasuh anak).
Salah satu hal yang menarik saya sebagai salah seorang calon bapak adalah banyak ibu- ibu yang merasa frustrasi dengan menyuruh putra/ putrinya yang masih kecil untuk makan. Nah oleh karena itu saya tiba- tiba memiliki ide begini untuk membuat anak 'terpaksa' mau makan.
Contoh kasus anak tetangga yang tidak mau disuruh makan. Sebut saja namanya A. Tiap kali ibunya menyuruh makan, dia beralasan "Sebentar bu, main layang- layang dulu". Tapi saya tahu, 'sebentar' versi anak tersebut dari waktu sarapan sampai menjelang makan malam tiba. Mungkin si A merasa, tidak ada hal yang asyik dalam acara makan. Bermain layang- layang lebih menyenangkan. Yah, begitulah anak- anak, di dalam dunianya yang menarik hanyalah bermain. Selebihnya adalah 'bosan bermain'.
Baiklah, ke inti solusinya.

   Kita bikin perjanjian dengan anak. Kita buat kesepakatan dengan si anak, sebentar versi bersama. Misal sebentar itu sama dengan 5 menit (tentu saja si A sudah mengerti cara membaca jam dinding).
Jika waktu kita suruh si A untuk makan lalu dia mengucapkan sebentar dan memilih untuk bermain layang- layang. Maka kita bikin perjanjian dengan si A.
"Oke, tidak apa-apa kamu bermain sebentar. Tapi cuma 5 menit. Jika dalam waktu 5 menit kamu tidak pulang untuk makan maka nanti kamu tidak boleh bermain itu lagi selama 5 hari." (Hukuman bisa disesuaikan tergantung alasan anak tidak mau makan, tapi harus ada batasan jelas).
Pada dasarnya tiap manusia ingin kenikmatan hidup dan takut untuk kehilangan hal itu. Kenikmatan hidup bagi anak-anak adalah bermain, bermain, dan bermain.
Maka sudah pasti dia sangat menderita jika dilarang memainkan permainan yang dia sukai. Tentu saja kita harus tegas soal ini. Harus tega juga tatkala dia tetap melanggar kesepakatan dan membuat kita menerapkan hukuman baginya.
Tidak peduli dia mau menangis sambil berguling-guling di tanah, kita harus mengajari dia menepati janjinya untuk makan. Namun kita juga harus memberi teladan padanya dengan menepati janji kita padanya.
Saya tahu yang mengenal saya pasti akan berkata "kamu belum pernah punya anak sih, jadi pasti belum tahu gimana susahnya menyuruh anak untuk makan".
Nah, justru karena saya belum punya anak jadi saya bisa berpikir out of the box. Kadangkala untuk melihat atap yang bocor harus keluar rumah dulu kan.
Well, tidak ada salahnya mencoba kan. Toh ide saya ini tidak membahayakan nyawa anak-anak. Jika tidak yakin dengan keberhasilan cara saya, silakan cari cara lain yang lebih efektif.
Intinya, tegas dan tepati janji. Sekian, selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar